Friday 8 December 2017

Para Munafikun di Belakang Isyu Jerussalem

Indonesian Free Press -- Seorang host televisi asal Yordania, Ola al-Fares, harus kehilangan pekerjaannya setelah mengecam pemerintah Saudi terkait dengan masalah Jerussalem yang tengah marak di dunia Islam.

Seperti dilaporkan Press TV, Jumat (8 Desember), televisi MBC milik Saudi Arabia telah menghentikan acara yang dipandu al-Fares setelah yang bersangkutan menulis kicauan Twitter yang dianggap mempermalukan Saudi Arabia berkaitan dengan isyu Jerussalem.

"Media Saudi Arabia Okaz News mengatakan bahwa Fares dilarang menyusul adanya 'kampanye kemarahan' oleh para aktifis Twitter Saudi Arabia terhadapnya," tulis Press TV dalam laporannya.


Para aktifis medsos Saudi Arabia, tulis Press TV, menuduh Fares telah mempermalukan Saudi Arabia. INi setelah yang bersangkutan menuduh sejumlah sekutu Amerika, termasuk Saudi Arabia, diam-diam telah memberikan dukungan pada Amerika untuk mengakui Jerussalem sebagai ibukota Israel.

Dalam kicauan di Twitter itu, Fares menulis, "Malam ini kita mengutuk (Amerika) dan besok kita menyanyi."

Tuduhan Fares tersebut telah banyak disuarakan oleh sejumlah pengamat politik independen, termasuk oleh blog ini (INdonesian Free Press), lihat di sini http://cahyono-adi.blogspot.co.id/2017/11/saudi-khianati-palestina-untuk-serang.html). Seperti dilaporkan blok ini, Saudi Arabia sebelum pengumuman Amerika itu bahkan telah menyerahkan proposal penyelesaian konflik Palestina-Israel kepada pemimpin Palestina Mahmoud Abbas, yang salah satunya berisi penyerahan Jerusalem kepada Israel.

Blog ini tidak menuduh Presiden Jokowi sama dengan pemerintah Saudi, yang pura-pura menolak langkah Amerika namun diam-diam mendukungnya. Namun boleh dong kalau blog ini mempertanyakan mengapa Presiden Jokowi tidak membantah pernyataan pemerintah Amerika yang mengklaim telah mendiskusikan masalah Jerussalem dengan Indonesia sebelum mengambil langkah pengakuan sebagai ibukota Israel. Dan, mengapa Presiden Jokowi tidak menunjukkan empatinya kepada warga Palestina, dengan bersikap 'cengengesan' saat berpidato tentang isyu Jerussalem?

Berikut adalah sebuah tulisan menarik tentang sikap-sikap munafik di balik isyu Jerussalem.


Main Mata SAUDI-TRUMP Gadaikan Al-Quds

Oleh: Hasmi Bakhtiar (Alumni Al-Azhar, Hub. Internasional Lille Prancis)

1. Sikap Trump yang kurang ajar terhadap Palestine bukanlah hasil keberaniannya sendiri. Ada peran para pengkhianat di sana, termasuk para pengkhianat berjubah Islam.

2. Kali ini, Saudi Arabia dan Mesir menjadi pihak yang mendorong Trump berlaku kurang ajar. Walau Riyadh dan Cairo ikut menyayangkan keputusan Trump, tapi tidak lebih dari omong kosong.

3. Ketika raja Salman menulis cuitan ini (pada Mei lalu), ketika itu Arab sudah dijual kepada Trump, termasuk Palestine dan AlQuds.

4. Saudi dan Mesir adalah dua negara Arab yang sangat strategis. Jika ingin menaklukkan Arab dan Islam maka taklukkanlah Saudi dan Mesir.

5. Sy pribadi gak begitu kaget dengan sikap As-Sisi terkait provokasi Trump karena memang dia lahir dari pengkhianatan. Mustahil As-Sisi bicara agama dan hukum padahal dia adalah pendosa dan penjahat besar.

6. Namun Saudi hingga hari ini masih menjadi jantung umat Islam. Masih banyak yang berharap Saudi akan melakukan sesuatu yang lebih besar demi Palestine.

7. Sy kasih tau, itu harapan yang sia-sia. Memang kiblat umat Islam dan Tanah Haram ada di Saudi, tapi saat ini penguasa Saudi tidak lebih dari jongos Trump dan Israel.

8. Di saat umat Islam mengalami diskriminasi dari Trump, mereka tidak diizinkan memasuki Amerika, Saudi membeli "restu" Trump seharga ratusan M dollar pada Mei lalu atas nama investasi.

9. Tidak hanya itu, Saudi menggalang kekuatan negara-negara Arab spt Mesir dan Bahrain dan melakukan blokade terhadap Qatar dan memasukkan Hamas sbg organisasi teroris bersama penjahat Hizbullah.

10. Di atas itu semua itu, Saudi bermain api dengan membuka hubungan dan kerja sama dengan Israel. Ben Salman memimpin langsung delegasi Saudi ke Tel Aviv dengan sembunyi-sembunyi.

11. Saudi saat ini penuh dengan konflik dalam dan luar negeri. Perebutan kekuasaan, perang terhadap kalangan moderat sampai perang Yaman dan Suriah membuat Ben Salman hampir kehabisan energi.

12. Yang dilakukan Ben Salman demi kekuasaan sungguh berbahaya dan ongkosnya sangatlah mahal, mustahil dia bisa melakukannya sendiri.

13. Di sini dia membutuhkan bantuan. Trump yang sangat lemah di internal Amerika membutuhkan objek pembuktian kalau dirinya pantas memimpin Amerika. Gayung bersambut.

14. Sekaligus menajdikan Saudi sbg sapi perah, Trump menjanjikan perlindungan bagi Ben Salman. Ini semua tentu penuh konsekuensi, salah satunya mendukung politik kurang ajar Trump terkait AlQuds.

15. Jika Saudi berani menolak maka Trump siap memainkan kartu Yaman yang berisi kejahatan Saudi di sana. Bisa juga kartu JASTA (Saudi dituntut krn mensponsori Teror 9/11) kembali dibuka.

16. Itu sebabnya hingga saat ini Saudi bisa dibilang tidak melakukan respon berarti terhadap kejahatan Trump, karena leher Ben Salman sudah setengah tiang gantungan milik Amerika.

17. Keluarag Saud tidak semua penjahat, ada juga yang baik dengan semua kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki. Namun Salman dan anaknya jelas-jelas sudah tega menjual Palestine dengan harga sangat murah.

18. Sy berharap Salman menemukan jalan pertaubatan ketika berencana hadir pada KTT GCC (Negara-negara Teluk) di Kuwait beberapa hari kemarin, namun akhirnya Salman membatalkan dan hanya mengirim el Jubair sbg utusan.

19. Padahal ada harapan KTT GCC yang ditutup Selasa kemaren menjadi moment perdamaian bagi negara-negara Arab, hanya lagi-lagi Saudi sudah terlanjur di bawah kontrol Amerika dan Israel.

20. Dan sy masih sempat berharap Palestine dan AlQuds menjadi pemersatu bangsa Arab. Ternyata permusuhan Ben Salman terhadap Qatar dan Hamas sangatlah kuat.

21. Ben Salman tidak bersuara bukan hanya karena sudah terikat kontrak dg Trump, tapi juga tidak ingin terlihat bersama Qatar dan Hamas yang dianggap sbg musuh.

22. Tidak hanya Ben salman, para ulama su' Saudi terlihat bungkam dengan kejahatan Trump. Mereka yang selama ini mengatakan Arab Spring sbg fitnah atau mengkritik pemerintah sbg anti ketaatan, ternyata bisu ketika hak saudara muslim mereka di Palestina dirampas.

23. Mana suara mufti Saudi? Mana suara Sudais yang ketika itu berapi-api mengatakan Trump dan Ben Salman akan menciptakan perdamaian di timteng? Mana suara syaikh Al Arifi? Ulama su' dan ulama pengecut tidak akan bersuara.

24. Setelah menjual Palestine dg harga murah demi kekuasaan, bahkan membiayai kejahatan yang dilakukan Trump dg dalih investasi, selanjutnya tugas Saudi adalah membungkam dunia Islam dan Arab agar tidak bersuara tentang AlQuds.

25. Jadi jangan heran dengan sikap Saudi ke depan, tugas Ben Salman mengamankan kejahatan Trump terkait AlQuds sudah bagian dari kontrak.

26. Seperti biasa, mimbar-mimbar agama dan polesan uang akan kembali digunakan. Fatwa dan uang akan dengan mudahnya keluar asal rencana Trump berjalan lancar.

27. Namun lagi-lagi Ben Salman salah perhitungan. Seperti kekalahannya di Suriah, Yaman dan Libanon, kali ini juga Ben Salman akan kembali kalah.

28. Ben Salman lupa umur perlawanan bangsa Palestine jauh lebih tua dari umurnya. Hingga hari ini perlawanan itu tidak pernah padam bahkan terus menyala semakin besar.

29. Ben Salman juga lupa bahwa perang Palestine adalah perang eksistensi bagi umat Islam. Jadi, fatwa ulama su' dan uang melimpah tidak akan pernah berhasil memadamkan keyakinan itu.

30. Jika Ben Salman enggan bersama umat Islam bahkan ikut berada di barisan musuh maka Palestine tidak butuh bantuan Ben salman, bahkan pejuang Palestine yang akan memburu Ben Salman.

31. Keyakinan umat Islam dan bangsa Arab tentang Palestine jauh lebih tua dari fatwa ulama su' dan uang minyak yang dimiliki Saudi. Ben Salman tidak akan pernah berhasil membeli keyakinan umat Islam.

32. Jika Ben Salman (Saudi) bersama As-Sisi (Mesir) dan Ben Zayed (UEA) ibarat saudara Yusuf yang membuangnya ke hutan maka umat Islam dari seluruh dunia yang akan menyelamatkan Palestine dan mengantarkannya ke Istana kebebasan.

33. Saudi sebagai jantung dunia Islam sedang tergadai, insyaAllah umat Islam akan menebusnya dan sekaligus menebus kemerdekaan Palestine. InsyaAllah itu semua didapat setelah penguasa dzalim spt Ben Salman ditumbangkan.

34. Doa kita selalu untuk para pejuang bumi jihad Palestine. InsyaAllah Palestine pasti merdeka, #JerusalemIsTheCapitalofPalestine. ***

1 comment:

Kasamago said...

Pengkhianatan tiada akhir..

Semoga umat ISLAM dunia bersatu padu membebaskan Al Quds..

Amin