"Dua reporter kami melihat pertama kali video tersebut pada bulan April di antara para pendukung dan anak buah Abu Sakkar, termasuk seorang saudaranya. Mereka semua memastikan bahwa video tersebut otentik. Kami kemudian mendapatkan kopi video tersebut. Sejak saat itu kami berusaha meyakinkan bahwa gambar video tersebut bukan manipulasi yang hanya menguntungkan pemerintah, yang menggambarkan pemberontak sebagai teroris. Dan sampai saat ini kami belum bisa mengkonfirmasi kebenaran video tersebut."
Itulah penjelasan dari salah satu media terbesar di dunia, The Times tgl 14 Mei lalu mengenai beredarnya video kanibalisme yang dilakukan oleh seorang komandan pemberontak Syria bernama Abu Sakkar. Seandainya saja Abu Sakkar adalah seorang pendukung regim Bashar al Assar, The Times tentu tidak akan membutuhkan waktu lama untuk membuktikan keotentikan video tersebut sebelum memberitakannya. Bahkan mungkin mereka tidak membutuhkan lagi ferivikasi selama yang disiarkan menguntungkan kepentingan mereka untuk menumbangkan pemerintahan Bashar al Assad.
Namun begitulah standar ganda The Times dan media-media massa barat lainnya. Media barat lainnya, France 24 pun akhirnya memberitakan peristiwa sadis tersebut meski seperti The Times terlambat dibandingkan media-media independen. Mereka menyebut tindakan pemberontak Syria tersebut sebagai "horror yang mengejutkan". Namun demi menutupi dampak negatif dari propaganda yang selama ini dijalankan mereka, France 24 menolak me-link-kan video tersebut supaya bisa dilihat pembacanya. Padahal France 24 dikenal aktif menyebarkan video-video "kekejaman" aparat keamanan regim Bashar al Assad baik itu sudah terkonfirmasi kebenarannya atau sekedar video propaganda. Bahkan demi tetap menyalahkan pemerintahan Bashar al Assad yang sama sekali tidak terlibat dalam ulah barbar Abu Sakkar, France 24 menyebut tindakan tersebut sebagai "akibat penindasan regim yang mengakibatkan orang-orang menjadi brutal".
Video terbaru yang mengguncangkan dunia maya sebagaimana tersebut di atas menggambarkan bagaimana seorang komandan pemberontak Syria bernama Abu Sakkar membelah dada seorang mayat prajurit Syria, mengambil jantungnya dan kemudian memakannya mentah-mentah. Video ini sangat mengguncang orang-orang yang melihatnya, membuka sejelas-jelasnya kekejian pemberontak Syria dan menimbulkan kemarahan masyarakat internasional terhadap mereka serta regim-regim barat, Turki dan Arab yang selama ini mendukungnya.
Video ini tentu saja membuat rencana Amerika Cs. untuk menambah dukungan mereka bagi para pemberontak, menjadi sangat tidak populer. Bagaimana mungkin masyarakat barat yang berbudaya tinggi dan terhormat bisa bersekutu dengan manusia-manusia paling biadab di jaman modern ini?
Namun tindakan Sakkar hanyalah satu dari ribuan tindakan-tindakan keji lainnya yang telah dilakukan para pemberontak. Anda mungkin pernah mendengar kisah tentang pemberontak Syria yang memaksa seorang anak kecil untuk memotong kepala prajurit Syria yang tertangkap. Atau kisah pemberontak yang menyeret-nyeret tubuh seorang ulama di jalan-jalan dan kemudian memenggal kepalanya untuk kemudian digantungkan di atas menara masjid. Atau video tentang pemberontak yang melemparkan tubuh tawanannya dari bangunan tinggi. Atau video-video pemberontak yang dengan riang gembira menembaki tawanan-tawanannya yang tidak berdaya. Dan tentu saja serangan-serangan bom yang tidak terhitung jumlahnya yang menewaskan orang-orang sipil di jalanan, sekolah, pasar bahkan masjid. Seorang ulama besar yang dihormati kaum muslim Sunni Arab bahkan Indonesia, al-Bouti, juga tewas akibat bom para pemberontak. Padahal kala itu al Bouti tengah memberikan pelajaran agama kepada anak-anak muda.
Kejahatan tidak mungkin bisa disembunyikan selamanya, meski pemerintah negara-negara barat bungkam dan media-media massanya berusaha menyembunyikannya dan baru mempublikasikannya setelah media-media independen agar mereka tidak tampak terlalu idiot. Abu Sakkar adalah seorang komandan pemberontak dari satuan Farouq Brigade yang berbasis di kota Homs.
REAKSI KERAS
Meski masyarakat dunia "shock" dengan aksi biadab Khalid Hamad aka Abu Sakkar, yang bersangkutan sama sekali tidak menyesal dengan apa yang telah dilakukannya. Ia bahkan berjanji akan merilis video lainnya yang lebih "mengerikan".
"Saya berhadap bisa membantai semua orang Alawi (sekte Islam yang memuja Ali bin Abu Thalib, dekat dengan keyakinan Shiah). Saya masih memiliki video lain yang akan saya kirimkan. Dalam video itu saya memotong-motong seorang milisi sabiha (milisi pro-pemerintah) dengn gergaji mesin. Gergaji yang biasa digunakan untuk memotong kayu saya gunakan untuk memotong-motong tubuhnya menjadi bagian-bagian kecil," kata Sakkar kepada "The Times".
Bahkan kelompok payung pemberontak Syria, Free Syrian Army, merasa terpojok dengan beredarnya video yang pertama kali muncul di publik sejak bulan April tersebut.
"Setiap tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai rakyat Syria tidak akan mendapat toleransi, pelakunya akan mendapat hukuman berat meski ia adalah anggota Free Syrian Army," demikian pernyataan kelompok tersebut sembari menyebutkan bahwa para komandan lapangan mereka telah mendapat perintah untuk menangkap Abu Sakkar.
Namun sayang, organisasi ini tidak memiliki kekuatan apapun di hadapan pemberontak Syria yang didominasi kelompok-kelompok teroris yang berafiliasi dengan kelompok teroris bentukan CIA-Mossad, yaitu Al Qaida. Harapan untuk menangkap dan menghukum berat Sakkar mungkin hanya bisa disematkan kepada pemerintah Syria dan kelompok-kelompok pendukungnya.
Dewan Tertinggi Militer Syria sendiri telah menyebarkan foto Abu Sakkar dan perintah penangkapan terhadapnya dengan tulisan: "Dicari hidup atau mati!"
"Aksi-aksi keji seperti ini telah terjadi sejak Syria mengalami krisis. Namun masyarakat internasional selalu menolak untuk mengakuinya," kata Ali Haider, menteri rekonsiliasi Syria kepada media Inggris "The Telegraph" baru-baru ini, mengomentari aksi keji Abu Sakkar. Haider mengaku pihaknya memiliki banyak dokumen tentang aksi-aksi kekejian pemberontak yang tidak kalah mengerikan.
"Kami telah melihat seorang pilot kami yang dipenggal kepalanya dan kemudian dipanggang di atas pemanggangan. Kami telah melihat para pemberontak yang merayakan keberhasilan mereka dengan meminum darah korban-korbannya," tambah Haider.
Aksi keji Sakkar juga mendapat kutukan internasional. Pada hari Senin (13/5) Human Rights Watch (HRW) mengeluarkan laporan bahwa Sakkar juga terlibat dalam aksi serangan bom lintas perbatasan terhadap sebuah desa di Lebanon yang menewaskan 2 orang beberapa waktu lalu.
“Tidak cukup bagi oposisi Syria untuk mengutuk aksi tersebut atau malah menyalahkan pemerintah Syria. Mereka harus melakukan tindakan tegas untuk menghentikan aksi-aksi seperti itu," kata Nadim Houry, Wakil Ketua HRW untuk kawasan Timur Tengah kepada "The Times".
Apa yang dilakukan Sakkar mengingatkan kembali pada fatwa seorang ulama wahabi kelahiran Syria yang kini menetap di Saudi. Ia pernah mengancam pada para pendukung pemerintah Syria dengan hukuman mutilasi dan melemparkan potongan-potongan tubuhnya menjadi makanan anjing. Sakkar hanya memenuhi fatwa ulama panutannya.
REF:
"Cannibalizing Syria: The West to blame"; Finian Cunningham; Press TV; 15 Mei 2013
"Militiamen Atrocity in Syria: No Regret, No Apology, More Clips Promised"; almanar.com.lb; 15 Mei 2013
1 comment:
Menurut mereka bidadari surga sangat kesemsem bersuamikan kanibal sadis seperti mereka dan tuhan mereka semakin ridha kepada perbuatan mereka itu dan menyiapkan tempat yg istimewa bagi mereka...itu tujuan mereka dengan meneriakkan jihad di suriah atas nama islam dan kekhalifahan..pertanyaannya..? Bidadari mana yg senang pada mereka dan tuhan yg mana yg mereka sembah yg ridha dengan perbuatan mereka...hanya anak perempuan lucifer yg mau bersuamikan mereka dan mereka mendapat tempat yg istimewa di sisi lucifer tuhan mereka....
Post a Comment