Sebuah serangan menimpa barak militer angkatan laut Syria di Safira, dekat pelabuhan Latakia, minggu lalu. Serangan tersebut diduga telah menghancurkan rudal-rudal anti-kapal buatan Rusia "Yakhont" yang baru disimpan di barak tersebut.
Peristiwa tersebut tidak muncul di media-media massa umum, apalagi media massa milik pemerintah Syria, melainkan melalui jubir pemberontak Syria Free Syria Army Qassem Saadeddine, Selasa (9/7) kepada kantor berita Inggris Reuters. Saadeddine secara terang-terangan menyebutkan Israel sebagai pelakunya.
"Ini bukanlah serangan yang dilakukan Free Syria Army. Ini bukan jenis serangan yang dilakukan pemberontak. Serangan ini, jika tidak dilakukan dengan pesawat pembom, dilakukan menggunakan rudal jarak jauh yang ditembakkan dari kapal perang di Laut Tengah," kata Qassem.
Qassem Saadeddine menggambarkan besarnya ledakan yang terjadi, yang tidak mungkin disebabkan oleh senjata milik pemberontak, melainkan oleh senjata Israel.
Baik pemerintah Syria maupun Israel tidak mengeluarkan pernyataan apapun atas peristiwa ini, karena keduanya memang tengah terlibat dalam perang rahasia. Hanya saja saat ini perang ini semakin intensif saja.
Menurut berbagai laporan inteligen, Israel telah melakukan setidaknya 3 kali serangan terhadap Syria tahun ini. Meski tidak secara tegas mengakui serangan-serangan tersebut Israel mengklaim hal itu dilakukan untuk mencegah pengiriman senjata-senjata canggih Syria kepada Hizbollah. Hizbollah sendiri, paska kemenangan perang Al Qusayr bulan Juni lalu, mengklaim telah memiliki senjata "pengubah permainan" dari Syria dan siap berperang untuk membebaskan Dataran Golan bersama Syria. Di antara senjata-senjata canggih tersebut, diduga kuat adalah rudal "Yakhont".
Dalam perang melawan Israel tahun 2006 lalu gerilyawan Hizbollah untuk pertama kalinya berhasil menembak kapal perang Israel. Meski tidak menenggelamkannya, serangan tersebut membuat kerusakan hebat dan menewaskan beberapa pelaut Israel, dan menjadi pertimbangan serius bagi Israel untuk menghentikan perang. Diduga kuat serangan tersebut menggunakan rudal yang kekuatannya lebih rendah dibanding "Yakhont".
Ketika dimintai keterangannya tentang serangan di Latakia tersebut di atas, menhan Israel Moshe Yaalon tidak membantahnya, meski ia juga tidak mengakuinya. Secara diplomatis ia mengatakan kepada para wartawan:
“Kami telah menetapkan garis merah terkait dengan kepentingan kami, dan kami menjaganya. Ada serangan di sini dan ledakan di sana, berbagai versi dan berbagai peristiwa. Di kawasan ini kami yang paling sering menjadi tersangkanya."
Seorang mantan pejabat militer Israel yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa wilayah sekitar Latakia memang diyakini menjadi tempat penyimpanan rudal-rudal "Yakhont".
Syria secara teknis masih terlibat perang dengan Israel sejak Perang Yom Kippur tahun 1973. Kedua negara juga pernah terlibat pertempuran sengit di medan perang Lebanon selama periode perang sipil di negara tersebut antara tahun 1970-an hingga 1990-an. Sejak itu kedua negara hanya terlibat dalam "perang rahasia". Tahun 2007 lalu, misalnya, Israel diyakini telah melakukan serangan udara terhadap fasilitas nuklir percobaan Syria.
Namun dalam "perang" tersebut Israel juga mengalami kerugian yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Bulan lalu, misalnya, sebuah pesawat tempur Israel F-16 "mengalami kecelakaan" yang menewaskan pilotnya, demikian pernyataan resmi Israel. Namun para analis inteligen meyakini pesawat tersebut ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Syria, ada kemungkinan oleh senjata yang paling ditakuti Israel dan sekutu-sekutu baratnya, yaitu S-300. Meski secara resmi belum ada pengiriman senjata tersebut dari Rusia, Presiden Syria Bashar al Assad, sesuai perkiraan para analis militer, telah mengkonfirmasi bahwa Syria telah memiliki senjata tersebut.
Israel diyakini juga telah kehilangan salah satu kapal selam "Dolphin" yang baru diterimanya dari Jerman, oleh serangan AL Syria tgl 4 Mei lalu. Padahal kapal selam ini merupakan salah satu senjata strategis andalan Israel, yang mampu menembakkan rudal-rudal jelajah nuklir.
Dalam masa konflik Syria yang memanas saat ini, perang rahasia Israel-Syria diyakini akan semakin intensif.
REF:
"Syria Naval Base Blast Points To Israeli Raid"; Reuters; 9 Juli 2013
"F-16 loss, a humiliation for Israel"; Mike Chester; Press TV; 9 Juli 2013
2 comments:
saya membaca disisi yang lain setelah melihat imej yg dikatakan tempat serangan darat tersebut- bukti kukuh diperlukan mengatakan misil(yakont) tersebut telah dibom- menyimpan misil di kawasan terbuka yg mudah menjadi serangan adalah tidak perkara paling karut dilakukan oleh mana-mana negara.
kembalikan bukti sejak 18 julai
Originally published at
http://www.haaretz.com/news/diplomacy-defense/1.539050
Posted on August 1, 2013 by editor
Officials tell the New York Times some Russian-made Yakhont missiles Israel allegedly targeted last month were removed from launchers prior to attack.
Israel failed to destroy a Syrian arsenal of Russian-made cruise missiles in an alleged attack last month on a warehouse near the city of Latakia, U.S. officials told the New York Times on Wednesday.
The analysts also said Israel is likely to strike Syria again
• By Haaretz | Aug. 1, 2013 | 1:48 AM |
• http://www.haaretz.com/news/diplomacy-defense/1.539050
Post a Comment