Tuesday, 9 April 2013

SYRIA BISA MENJADI AFGHANISTAN KEDUA


PEMBERONTAK TERPUKUL MUNDUR

Jika kondisi tidak bisa lagi dikendalikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kerusuhan di Syria, negeri yang sampai 3 tahun lalu masih menjadi negara aman, damai dan makmur ini bakal menjadi Afghanistan kedua.

Kekhawatiran ini tidak kurang diungkapkan sendiri oleh panglima AB Amerika Jendral dalam wawancara dengan satu televisi berbahasa Arab yang didirikan Amerika, Al Hurra, Minggu (7/4).

"... Saya khawatir bahwa Syria bisa menjadi ajang konflik yang berkepanjangan," kata Dempsey.

Sejak terjadinya kerusuhan yang dimulai bulan Maret 2011 lalu, telah lebih dari 70 ribu warga Syria kehilangan nyawanya dan puluhan ribu lainnya mengalami luka-luka. Selain itu terdapat lebih dari 600.000 warga Syria yang terusir dari tempat tinggalnya dan menjadi pengungsi di negara-negara tetangga. Padahal selama ini Syria merupakan "surga"-nya para pengungsi dari negara-negara tetangganya seperti Palestina dan Irak dimana tidak seperti di negara-negara lain para pengungsi itu mendapat hak untuk memiliki properti dan pekerjaan.

Pernyataan Dempsey tersebut menyusul kekhawatiran yang sama yang dikeluarkan Presiden Syria Bashar al Assad dalam wawancara dengan televisi Turki sehari sebelumnya. Bashar menyatakan bahwa jika pemberontak yang didukung kekuatan asing bisa mengambil alih kekuasaan, maka akan terjadi destabilisasi di seluruh kawasan Timur Tengah selama berpuluh-puluh tahun.

"Jika kerusuhan di Syria membuat negeri ini terpecah, atau jika para teroris berhasil mengambil alih kekuasaan, maka situasi chaos tidak akan terhindarkan merembet ke sejumlah negara tetangga dan menimbulkan efek domino di seluruh kawasan Timur Tengah," tambah Bashar.


PEMBERONTAK TERPUKUL MUNDUR DI SEKITAR DAMASKUS

Sementara itu militer yang setia kepada pemerintah Syria terus melancarkan operasi pembersihan di sekitar Provinsi Damaskus dengan menimbulkan kerugian berat bagi para pemberontak.

Pada hari Minggu (7/4) sejumlah besar pemberontak tewas dalam pertempuran di kota al-Tall yang terletak di sebelah utara ibukota Damaskus. Demikian laporan kantor berita Syria SANA. Tentara juga melakukan offensif di wilayah Qara dan distrik Ghouta yang terletak di Timur Damaskus dengan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi pemberontak.

Lebih jauh dikabarkan oleh SANA bahwa dalam operasi yang dilancarkan militer Syria juga berhasil menghancurkan sejumlah besar senjata pemberontak dan menyita sebagian lainnya. Di antara senjata yang disita termasuk roket RPG dan senapan-senapan mesin. Sementara satu unit pasukan khusus Syria berhasil membunuh sejumlah penembak jitu pemberontak di kota Harasta yang terletak sekitar 25 km dari Damaskus.

Sehari sebelumnya tentara juga berhasil membersihkan kawasan-kawasan pinggiran Damaskus di Kafreen, Haran al-Awamid, al-Ataibeh dan Adra.

Terkait dengan offensif yang dilakukan, pemerintah Syria menyerukan kepada para pemberontak untuk meletakkan senjata. Seruan tersebut disampaikan melalui pesan tertulis yang disampaikan kepada masyarakat di sejumlah negara Arab.

"Kepada semua pihak yang telah mengangkat senjata melawan negara, bersikaplah rasional dan letakkan senjata karena tentara Syria akan segera datang," demikian bunyi seruan tersebut. "Tugas kami adalah melindungi negara dan menghadapi terorisme merupakan tugas negara yang syah," tambah pesan tersebut.



REF:
"Syria could become another Afghanistan"; Press TV; 7 April 2013
"Militants suffer heavy losses near Syrian capital"; Press TV; 8 April 2013
"Syria urges militants to lay down arms"; Press TV; 8 April 2013

No comments: