Monday 1 April 2013

MEREKA HANYA MENGIKUTI PENDAHULUNYA

Sungguh malang nasib, Sheikh Saif al-Deen, seorang ulama Sunni Syria. Ia meninggal dengan cara yang sungguh tidak pernah terbayangkan bisa dilakukan oleh orang-orang yang mengaku beragama Islam yang mendapat dukungan ormas-ormas Islam besar seperti HTI, Ikhwanul Muslimin dan sebagainya. Padahal Islam mengajarkan penghormatan yang sangat besar kepada para ulama.

Setelah membunuh sang ulama, para pemberontak Syria menyeret-nyeret tubuhnya di jalan-jalan kawasan utara kota Aleppo. Selanjutnya mereka menggorok leher sang ulama hingga putus dan menggantung kepalanya di atas menara masjid dimana sang ulama biasa berkotbah.

Pembunuhan keji tersebut bukanlah yang pertama dan terakhir. Baru beberapa hari lalu seorang ulama besar Syria yang dihormati sebagaian umat Islam di dunia, Sheikh Mohammed Saeed Ramadan al-Bouti, meninggal akibat serangan bom di sebuah masjid di Damaskus. Pembunuhan-pembunuhan keji terhadap para ulama ini membuka wajah pemberontak Syria hingga seluruh umat manusia yang berfikir mengetahui kejahatan mereka di balik klaim-klaim ideal yang mereka gembar-gemborkan, misalkan sebagai pejuang demokrasi atau mujahidin.

Sebagaimana Sheikh Al Bouti, Sheikh Saif al-Deen dikenal sebagai pendukung pemerintahan yang syah di Syria dan anti terhadap gerakan pemberontakan. Mereka telah menyadari dari awal bahwa pemberontakan di Syria hanya digerakkan oleh satu motif, yaitu mengganti pemerintahan yang anti-zionisme menjadi pemerintahan komprador zionis.

Para pemberontak zionis itu tidak pernah berhenti melakukan pembantaian sebelum cita-cita mereka tercapai. Setelah membantai rakyat sipil termasuk wanita dan anak-anak, kemudian membantai pelajar dan mahasiswa, kini mereka mengincar para ulama.



Namun bagi mereka yang mengerti sejarah, apa yang dilakukan para pemberontak itu hanyalah meniru panutan mereka, orang-orang musrik dan munafik yang telah membantai keluarga Nabi Muhammad di Karbala di masa lalu. Hampir sama dengan pembantaian terhadap Sheikh Saif al-Deen, orang-orang munafik dan musrik regim Bani Umayyah di bawah komando Umar bin Saad bin Abi Waqqash (sebagian orang muslim menyebut Saad adalah orang yang dijamin masuk surga. Kalau benar, ia tentu tidak akan pernah bisa tenang hidup di surga karena setiap saat membayangkan perilaku anaknya, sementara ia berkumpul dengan keluarga Nabi) memenggal kepala cucu dan cicit Nabi Muhammad, termasuk cicit Nabi yang masih bayi. Selanjutnya mereka menginjak-nginjakkan kaki-kaki kuda terhadap tubuh-tubuh tanpa kepala itu. Adapun kepala-kepala tanpa badan, mereka arak dari Karbala hingga Damascus bersama cucu dan cicit perempuan Nabi yang dirantai tangan dan kakinya.

Terkutuklah para pembunuh dan penghina keluarga Nabi! Terkutuklah para pemberontak Syria!


TIDAK PATAHKAN SEMANGAT ULAMA


Pembunuhan-pembunuhan keji yang dilakukan pemberontak tidak mematahkan semangat para ulama Syria untuk mengutuk mereka. Dalam sebuah wawancara televisi yang diadakan hari Sabtu (30/3),
Abdul-Qadir Shehabi, seorang ulama penting di Aleppo mengecam pembantaian Sheikh Saif. Sheikh Abdul-Qadir menyebut para pemberontak tidak akan pernah membatasi diri dalam tindak kejahatan mereka terhadap negara Syria. Menurutnya penghancuran yang dilakukan pemberontak adalah demi memuaskan Amerika dan sekutu-sekutunya.

Sheikh Abdul-Qadir juga mengecam klaim yang dilancarakan para pemberontak sebagai pembela "kekebasan" dan "demokrasi", sementara mereka membunuhi rakyat tak berdosa hanya karena mereka mencintai negaranya.

Sheikh Abdul-Qadir mengungkapkan juga bahwa pemberontak sebelumnya telah menculik putra Sheikh Saif sekitar 6 bulan yang lalu, dan nasibnya kini masih belum jelas.

Lebih jauh Sheikh Abdul Qadir mengutuk pembantaian-pembantaian serta penghancuran masjid-masjid dan perekrutan anak-anak kecil sebagai teroris yang dilakukan pemberontak. Menurutnya rakyat Syria tidak ingin barat menentukan difinisi "kebebasan" untuk rakyat Syria. Ia juga mengecam fatwa-fatwa yang dikeluarkan beberapa ulama untuk menjustifikasi pembantaian oleh pemberontak sebagai "melayani" kepentingan zionisme.


REF:
"Militants behead Muslim cleric in Syria"; Press TV; 30 Maret 2013
"Sunni Syrian cleric slams beheading in Aleppo"; Press TV; 31 Maret 2013

2 comments:

Unknown said...

bung adi, saya mau tanya kenapa sih media di indonesia yang konon sebagai media islami malah menuduh rezim bashar yang membantai rakyatnya sendiri dan menuduh garda revolusi iran membantai sunni di suriah. mohon penjelasannya

cahyono adi said...

Bahkan dalam kesesatan pun, setan mengklaim pendapatnya yang benar.

Media massa utama Indonesia sebagian sahamnya telah dimiliki kepentingan asing baik langsung maupun tidak. George Soros dan Rupert Murdoch telah menancapkan kekuasaannya di sebagian besar media Indonesia.