PEMBERONTAK HANCURKAN MASJID UMMAYA
Akhir-akhir ini Israel kembali menggembar-gemborkan isu penggunaan senjata kimia oleh Syria dan mendesak Amerika dan sekutu-sekutunya untuk menyerang Syria. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan positif yang telah dicapai oleh pemerintah Syria dalam mengatasi pemberontakan.
Sebuah konperensi yang diselenggarakan zionis Israel, Institute for National Security Studies (INNS) di Tel Aviv, Senin (22/4) mencerminkan kecemasan Israel atas perkembangan di Syria. Seorang pejabat tinggi inteligen militer Israel, Jendral Itai Brun, dalam konperensi tersebut memulai isu tentang penggunaan senjata kimia di Syria.
Kecemasan Israel juga diekspresikan oleh panglima AB Israel Jendral Beni Gantz pada konperensi INSS tersebut. Tanpa ragu ia menyebut ancaman serius yang dihadapi Israel dari Syria dan Iran, seraya mengkritik Rusia yang mendukung regim Bashar al Assad. Hal yang sama juga disuarakan oleh mantan kepala inteligen Amos Yadlin serta mantan ketua komisi keamanan dan hubungan luar negeri Israel Tsahy Hangbi.
Namun para analis politik menganggap kekhawatiran Israel tentang senjata kimia Syria merupakan propaganda untuk mendorong Amerika melakukan intervensi setelah kekalahan pemberontak.
“Ini merupakan isu fundamental yang masih diperdebatkan, namun pada saat ini menjadi sesuatu yang memiliki arti politik," kata Odad Granot, seorang pengamat politik Israel dalam satu acara talkshow baru-baru ini.
"Karena terkesan bahwa Bashar al-Assad telah menggunakan senjata kimia, maka Amerika akan terdorong untuk melakukan intervensi," tambahnya.
SAUDI TIDAK KALAH CEMAS
Sebagaimana Israel, rejim Saudi juga mulai menunjukkan kecemasan dengan perkembangan di Syria. Jika selama ini regim Al Saud diam seribu bahasa atas berbagai aksi keji yang dilakukan para pemberontak dukungannya, kini mereka mulai kritis.
"Saya telah mendengar, beberapa individu telah menipu anak-anak muda kita, dan menghasut kebencian kepada mereka. Penjara tidak akan cukup untuk menghukum mereka," kata raja Abdullah bin Abdul Aziz dalam pertemuan dengan para pejabat Saudi, Rabu (24/4).
"Mereka yang menipu anak-anak muda kita harus menghadapi hukuman berat," tambah sang raja.
Pernyataan raja tersebut sudah sangat terlambat mengingat sejak dua tahun lalu pecahnya krisis di Syria, ratusan warga terutama pemuda dan pemudi negara Saudi telah memasuki Syria. Mereka datang akibat provokasi dari ulama-ulama Salafi Wahabi untuk melawan tentara Suriah dan membantai warga di sana.
Mansour al-Turki, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi dalam menanggapi fenomena mengenai jumlah warga negara Saudi yang berangkat ke Suriah mengatakan, "saya tidak berpikir jumlah mereka sebegitu tinggi."
Pada tanggal 24 Maret lalu ia mengklaim bahwa pemerintah Saudi telah melakukan upaya pencegahan dan menginterogasi para pemuda dan pemudi yang akan pergi ke Syria. Sementara menurutnya, mereka yang sudah "berjihad" di Syria akan segera diinterogasi setelah tiba di kerajaan.
Beberapa pengamat politik menganggap upaya kerajaan Saudi ini dimaksudkan juga untuk meredam kebangkitan revolusi rakyat Saudi yang semakin hari semakin membesar dan berpontensi meruntuhkan pemerintahan.
TERDESAK, PEMBERONTAK LEDAKKAN MASJID
Pemberontak teroris Free Syria Army dan anggota Front al-Nusra meledakkan salah satu menara Masjid Agung Umayyah di Aleppo, menyebabkan kerusakan besar salah satu masjid terbesar di Syria tersebut. Masjid yang dibangun abad 12 itu dinyatakan sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO dan diduduki oleh teroris Front al-Nusra awal tahun ini. UNESCO sendiri menyebut Umayyah sebagai salah satu masjid paling indah dan artistik di dunia Muslim.
Menurut reporter Breaking News Network dari Aleppo pada Rabu, malam (24/4), anggota teroris Front al-Nusra terjebak dalam gang buntu, tepatnya pintu selatan masjid saat bentrok dengan Tentara Arab Suriah, dan meledakkan bom berkuatan besar dan menghancurkan menara serta masjid agung Umayyah.
Sebelumnya, pada bulan Februari lalu, anggota teroris Front al-Nusra meledakkan masjid ini dengan bom IED yang mengakibatkan kerugian materil yang besar. Bagian dindingnya dibakar serta menghancurkan furnitur monumental masjid tersebut.
Tidak sampai disitu, teroris juga menjarah seluruh isi masjid yang berupa kitab-kitab ilmiah kuno dan kekayaan warisan tak tertandingi di dunia Muslim Arab.
Masjid itu juga menyimpan arkeologi berharga peninggalan jaman dulu, dan kini nasib Masjid Agung itu luluhlantak oleh teroris binaan Arab Saudi, Qatar, Turki, AS dan Eropa.
Anggota Front al-Nusra yang menyebar di wilayah Daraa al-Balad beberapa hari lalu juga meledakkan Masjid al-Omari salah satu masjid tertua di Dunia Islam.
REF:
"Israelis Concerned about Syrian Army Progress in Qusayr"; Eslam al-Rihani; almanar.com.lb; 24 April 2013
"Raja Saudi Sebut Hukuman Penjara Tak Cukup Buat Front al-Nusra"; Islam Times; 24 April 2013
"Terdesak, Front al-Nusra Ledakkan Masjid Agung Ahlu Sunnah"; Islam Times; 24 April 2013
No comments:
Post a Comment