Friday, 19 April 2013

SATU DEMI SATU FAKTA TERKUAK DALAM INSIDEN BOSTON

Selama pengamatan saya terhadap "dunia konspirasi", saya menemukan bahwa para konspirator seringkali sengaja meninggalkan jejak atas aksi-aksi konspirasi mereka. Seolah mereka mengajak para "pencari kebenaran" untuk bermain petak umpat. "Kejarlah daku kau kutangkap!" kata mereka.

Berbagai permainan petak umpet itu di antaranya adalah pemimpin Al Qaida Ayman Alzawahiri berpidato dengan latar belakang kain bermotif simbol negara Israel. Lainnya adalah runtuhnya Gedung WTC 7 pada peristiwa Serangan WTC tahun 2001, padahal gedung 47 lantai ini sama sekali tidak terkena dampak serangan. Gedung ini runtuh dengan sendirinya. Selanjutnya peristiwa penembakan Sandi Hook juga menunjukkan hal yang sama ketika seorang "ayah korban penembakan" tertangkap kamera bercanda-tawa sebelum melakukan jumpa pers tentang kematian putrinya.

Ketika terjadi pemboman di Boston, saya langsung percaya ini adalah sebuah operasi "false flag" dan saya tidak sabar untuk mengetahui bukti-bukti atas keyakinan tersebut. Dan bukti-bukti itu sudah saya dapatkan pada satu gambar di atas saja.

Lihatlah foto di atas. Apakah Anda melihat adanya kejanggalan-kejanggalan? Baiklah saya paparkan kejanggalan-kejanggalan tersebut.

Kehilangan kedua kaki secara tiba-tiba tentu menjadi pukulan batin yang sangat keras bagi seseorang. Ditambah pendarahan hebat yang dialami akibat ledakan bom yang menghancurkan kedua kaki, rasanya tidak ada orang yang masih bisa tahan duduk dan berekspresi tenang seperti korban di atas. Hampir dipastikan korban seperti itu akan pingsan atau setidaknya tidak akan sanggup untuk sekedar duduk. Ia akan menutupi mukanya dan menangis.

Lalu dimana tanda-tanda pendarahan hebat itu? Tidak ada darah yang menetes. Dan mengapa lutut korban tersebut tampak tidak proporsional alias terlalu panjang dilihat dari pinggulnya. Dan kursi roda itu, milik siapa? Milik korban lain yang menderita diabilitas (cacat) kaki dan saat itu diangkut dengan tandu karena kursi rodanya dipakai orang lain?

Para "pencari kebenaran" telah mengidentifikasi korban "palsu" di atas adalah Letnan Nicholas Vogt dari Divisi ke-25 Infantri AD Amerika yang menjadi korban pemboman di medan perang Irak dan harus diamputasi kedua kakinya jauh sebelum peristiwa pemboman Boston. Mungkin ini adalah kesempatan kedua baginya untuk "mengabdi" bagi negara, dengan menjadi aktor pemboman false flag Marathon Boston.

1 comment:

Unknown said...

Dahsyat pengamatan Anda, tapi bisakah Anda sebutkan sumber info ttg identifikasi false victim di atas sbg Letnan Nicholas Vogt?
Lalu, dalam analisis Anda, agenda apa yg akan dijalankan para konspirator dgn membuat skenario bom di Boston ini?