Dalam beberapa tahun terakhir ini masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, disuguhi berbagai film sinetron yang "melecehkan" simbol-simbol Islam. Melalui film-film sinetron tersebut secara pelan namun pasti masyarakat Indonesia dipisahkan dari agamanya sehingga pada akhirnya masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang apatis dengan agamanya, tercabut dari akar sejarah jatidirinya, menjadi orang-orang yang lemah.
Hal seperti inilah yang telah berhasil diterapkan orang-orang yahudi di negara-negara barat. Terlepas dari agamanya, masyarakat barat menjadi masyarakat yang dekaden dan tidak berdaya ketika kaum zionis membajak negeri mereka. Bahkan ketika gereja suci mereka di Bethlehem dibombardir Israel pada tahun 2000, tak satupun protes dilakukan oleh 2 miliar umat Kristen di seluruh dunia.
Beberapa waktu lalu blog ini telah memperingatkan bahaya di balik penayangan sinetron seperti "Ustadz Fotocopi". Blog ini bahkan menunjukkan adanya aktor zionis pendukung sinetron ini yang terlihat pada tato bintang Daud di bahunya. Tidak lama kemudian aktor ini tidak lagi terlihat di sinetron ini, namun sosoknya digantikan oleh tokoh lain yang lebih menyakitkan hati umat Islam yang menghormati Nabinya. Tokoh baru tersebut adalah seorang "ustadzah hajjah" berwatak jahat yang menyandang nama "Halimah", nama ibunda Nabi Muhammad.
Berikut ini saya copaskan satu berita terkait yang dimuat di situs C&R Digital:
================
KPI Diminta Hentikan Sinetron yang Merendahkan Simbol Islam
Tia Purbaningrum; C&R Digital; 18 April 2013
Jakarta, C&R Digital - Pembina Masyarakat TV Sehat Indonesia, Fahira Idris, meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menghentikan tayangan sejumlah sinetron seperti Haji Medit (SCTV), Islam KTP (RCTI), Tukang Bubur Naik Haji (RCTI) dan Ustad Foto Kopi (SCTV). Menurutnya, tayangan-tayangan tersebut, merendahkan simbol umat Islam dengan menempatkan Islam sebagai "tersangka" kejelekan (Sine Sara).
Pernyataan tersebut diungkapkan Fahira saat bertemu komisioner KPI Azimah Subagio, Ezki Suyanto dan Irwandi Syahputra, Senin (15/4). Selain Fahira, dalam pertemuan itu juga hadir Koordinator dan Sekretaris Masyarakat TV Sehat Indonesia Ardy Purnawan Sani dan Bayu Priyoko.
Lebih lanjut Fahira mengatakan, tayangan-tayangan sinetron tersebut menggunakan judul terminologi Islam, tapi isi dan jalan ceritanya jauh dari perilaku Islami. Tidak jarang dalam tayangan itu menampilkan karakter ustad dan haji yang merupakan tokoh panutan di tengah-tengah masyarakat, namun mereka melakukan tindakan di luar kepatutan seperti suka mencela, iri, dengki dan sama sekali tidak ada pesan Islam di dalamnya.
"Tayangan sinetron-sinetron tersebut telah memunculkan persepsi buruk tentang tokoh panutan dalam agama Islam. Jelas hal ini sangat meresahkan masyarakat," tutur Fahira yang juga Ketua Yayasan Anak Bangsa Mandiri dan Berdaya ini seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (17/4).
Masyarakat TV Sehat Indonesia juga mengajak aktor dan artis untuk lebih selektif dalam memilih peran sehingga tidak menimbulkan kegelisahan, bahkan kontroversi di tengah-tengah masyarakat. "Tentu saja, yang tidak kalah pentingnya, kami juga mengajak masyarakat Indonesia agar lebih cerdas dalam memilih tayangan yang bermanfaat bagi diri dan keluarga," ungkapnya.
1 comment:
Apa Yg Bisa Kita Lakukan Negara Kita Indonesia Sudah Berhasil Di Kuasai Oleh Para Zionis Dengan Cara Yg Halus Mereka Pelan-Pelan Merusak Dari Dalam. YA...ALLAH
Post a Comment