Monday, 1 April 2013

MOSSAD HEBOH, IDENTITAS 30.000 AGENNYA TERBONGKAR

Pada tahun 1949 Menhan James Forrestal dipecat dari jabatannya oleh Presiden Truman akibat penentangannya terhadap praktik pembersihan etnis Palestina menyusul kemerdekaan Israel tahun 1948.

Sejak lama Forrestal memang dikenal menentang keras pendudukan Israel atas Palestina. Akibat sikapnya itu ia mendapat serangan intensif oleh media-media massa Amerika. Tidak hanya itu, berbagai percobaan pembunuhan juga menimpanya. Beberapa tim pembunuh dari Israel tertangkap saat mencoba membunuhnya, namun mereka selalu bebas setelah mendapat perlindungan Presiden Truman.

Akhirnya, tidak lama setelah lengser dari jabatannya, ia mengalami sakit misterius akibat racun hingga harus dirawat di Bethesda Naval Hospital. Beberapa hari kemudian tubuhnya hancur setelah melayang dari jendela kamar yang terletak di lantai 16.

Itu adalah satu bukti kejahatan konspirasi dari jutaan bukti lainnya. Untuk menutupinya, dibuatlah cerita-cerita konyol tentang alien dari dalam piring terbang yang telah membuatnya menjadi gila dan melakukan bunuh diri. Untuk mendukung klaim ini tidak segan-segan para produser membuat film-film konyol tentang piring terbang.

Para pembunuh Forrestal adalah bagian dari ribuan agen rahasia Mossad yang saat ini diperkirakan mencapai 30.000 orang. Angka tersebut didapatkan dari bocornya jaringan komputer Mossad baru-baru ini oleh sekelompok hacker yang mengklaim sebagai “Anonymous”. 

“Anonymous” mempublikasikan jaringan agen rahasia Israel yang sebagian disebut sebagai “hitman”, hanya beberapa hari setelah Israel meminta ma'af pada Turki karena aksi pembunuhan terhadap para aktifis kemanusiaan di kapal Mavi Marmara tahun 2010.

Dengan jaringan beranggotakan 30.000 orang yang ahli dalam pembuatan bom, penyusupan, penculikan dan pembunuhan, siapakah yang bisa menandingi mereka dalam urusan "terorisme"? Tidak hanya memasang bom-bom di Pakistan, Irak, Nigeria, dan tentu saja Syria, mereka juga ahli dalam menjatuhkan tuduhan pada kelompok lain melalui suap dan ancaman. Sebagian besar anggota jaringan adalah warga negara asing non-Israel.

Menurut Anonymous para agen tersebut terdiri dari 3 klasifikasi:
1. Aksi Langsung: berupa para pembunuh, penculik dan ahli pembuat bom.

2. Spionase: terdiri dari agen-agen terlatih menggunakan peralatan komunikasi inteligen. Biasanya mereka disusupkan pada lembaga-lembaga negara sasaran, termasuk Denhan Amerika, Gedung Putih, Congress, lembaga-lembaga kajian dan kelompok-kelompok lobbi Israel. Dalam intensitas lebih rendah adalah negara-negara seperti Turki, Saudi, Jordania hingga Kuba.

3. Oposisi terkooptasi: Paling banyak adalah sebagian aktifis gerakan White Supremacist atau Neo-Nazi, juga organisasi dan individu yang aktif dalam gerakan "anti-zionis", “holocaust denial,” "tea party" atau “historical revisionist”.

4. Kontrol Pemikiran: terdiri dari para eksekutif stasiun televisi, editor berita, pimpinan universitas dan penulis buku teks.

Sebagai catatan, ke 30.000 agen Israel tersebut kemungkinan hanyalah "perekrut". Dengan kata lain terdapat ratusan ribu agen lain yang bekerja untuk Mossad. Bagaimana Indonesia? Saya percaya dengan pernyataan mantan KSAD Jendral Ryamizard Ryacudu bahwa di Indonesia terdapat 40.000 agen asing. Mereka-lah yang berperan besar pada disetujuinya secara sangat aneh bendera GAM sebagai bendera resmi Aceh. Mereka berperan dalam pembunuhan para prajurit TNI di Papua baru-baru ini. Boleh jadi mereka yang berperan dalam pembantaian tahanan di Cebongan agar TNI, khususnya Korps Kopassus yang telah berhasil menghancurkan plot zionisme komunisme menguasai Indoensia tahun 1965, dimutilasi kekuatannya. Di atas itu semua mereka-lah yang telah mengendalikan kebijakan nasional Indonesia menjadi neo-liberalisme ekstrim seperti sekarang ini.



REF:
"Horror in Israel: 30,000 Mossad spies exposed"; Gordon Duff; Press TV; 30 Maret 2013


Catatan blogger:
Saya masih belum mengerti benar siapa sebenarnya "Anonymous". Bisa jadi mereka adalah sekumpulan inteligen yang sadar dengan kejahatan "penguasa global" dan bermaksud membongkar kejahatan tersebut. Namun bisa jadi juga mereka merupakan bagian dari inteligen yang setia pada "penguasa global" dengan misi membuat segala hal menjadi "mungkin" dan menimbulkan apatisme massal penduduk dunia hingga tidak ada resistensi terhadap dominasi "penguasa global". Secara teknis "Anonymous" tidak berbeda dengan "Wikileaks" yang diorganisir oleh Julian Assange yang telah teridentitikasi sebagai agen "penguasa global".

No comments: