Monday 29 April 2013

RAKYAT PERANCIS TOLAK UU HOMOSEKSUAL

Hanya sekelompok kecil orang yang mengkampanyekan undang-undang homoseksual di seluruh dunia. Namun dengan pengaruh kekuasaannya, para globalis penyembah iblis mampu mendesakkan aspirasi ini menjadi undang-undang di beberapa negara barat dan Amerika. Kini, seiring kemajuan informasi, masyarakat telah mulai sadar tentang konspirasi jahat ini dan melawan. Salah satunya adalah di Perancis.

Menyusul dilegalisasikannya UU perkawinan sejenis oleh Majelis Rendah Perancis pada hari Selasa (23/4), rakyat Perancis melakukan aksi demo besar-besaran di Paris yang berubah menjadi kerusuhan massal setelah polisi berusaha membubarkannya. Kerusuhan yang berlangsung hingga malam hari dan berlanjut pada hari Rabu (24/4) berlangsung terutama di kompleks Invalides yang berisi beberapa museum dan monumen. Para demonstran melemparkan botol-botol, kaleng dan benda-benda keras lain ke arah polisi yang membalasnya dengan gas air mata.

Perancis adalah negara ke-14 yang melegalkan perkawinan sejenis dan merupakan negara terbesar yang melakukan hal itu. Negara-negara yang telah melegalkan perkawinan sejenis di antaranya adalah Kanada, New Zealand, Belgia, Portugal, Norwegia, Spanyol, dan Swedia.

Undang-undang tersebut disahkan Majelis Rendah yang dikuasai kubu sosialis dengan suara 331-225, setelah sebelumnya diwarnai aksi demo di dalam gedung parlemen yang dilakukan oleh para penentang homoseksualisme. Jika para pendukung homoseksual menggunakan simbol warna pelangi, para penentang homoseksual mengenakan baju berwarna pink yang saat ini muncul sebagai simbol perlawanan anti homoseksual.

Menteri kehakiman Perancis Christiane Taubira (saya belum memiliki informasi tentangnya, namun saya berani bertaruh ia seorang lesbian, sebagaimana PM Australia, menteri DHS Amerika, Ketua IMF dan banyak pejabat tinggi barat lain) mengatakan kepada para anggota parlemen bahwa perkawinan homoseksual pertama yang akan dilegalisasikan akan berlangsung bulan Juni mendatang.

“Saya yakin bahwa perkawinan pertama ini akan berlangung bahagia dan mereka akan menyebarkan kegembiraan, dan mereka yang menentangnya akan terkucilkan oleh kebahagiaan pasangan perkawinan dan keluarganya," katanya.

Sebelum pemungutan suara, pada siang hari, jumlah polisi yang mengamankan gedung parlemen jauh lebih banyak dari para demonstran. Namun ketika malam tiba, puluhan ribu demonstran turun ke jalanan hingga terjadi kerusuhan.

Claire Baron, seorang ibu rumah tangga berusia 41 tahun menyatakan tekadnya untuk menentang undang-undang tersebut hingga mati.

“Saya akan terus melakukan protes dan tidak akan menyerah. Undang-undang ini belum efektif sekarang. Presiden Perancis harus mendengarkan suara kami. Kami di sini untuk mempertahankan nilai-nilai keluarga. Anak-anak membutuhkan ayah dan ibu," katanya.

Dalam beberapa minggu terakhir angka kekerasan terhadap pasangan sejenis terus meningkat. Beberapa anggota parlemen juga menerima ancaman, termasuk ketua parlemen Claude Bartelone, yang menerima amplop berisi bubuk mesiu. Beberapa bulan lalu, sebagaimana dituliskan blog ini, para demonstran anti homoseksual melakukan serangan terhadap para aktifis pro-homoseksual yang memprovokasi mereka hingga belasan aktifis homoseksual mengalami luka-luka.

Demonstrasi terbesar terjadi tgl 24 Maret lalu ketika undang-undang yang sama disahkan oleh Majelis Tinggi (parlemen Pernacis terdiri dari 2 "kamar"). Ratusan ribu peserta dari berbagai provinsi di Perancis, terutama digerakkan oleh para agamawan dan kalangan nasionalis, berbondong-bondong ke Paris hingga terkumpul tidak kurang dari 1 juta demonstran. Aksi ini berujung pada bentrokan berdarah setelah polisi menyerang mereka dengan gas air mata dan konblok yang dibalas oleh para demonstran.

Segera setelah disahkannya undang-undang tgl 23 April tersebut, ratusan aktifis homoseksual melakukan perayaan di lapangan di belakang Balaikota dengan dipimpin oleh walikota Paris yang juga seorang pelaku homoseksual, Bertrand Delanoe.

Kini undang-undang tersebut tinggal menunggu persetujuan Presiden Hollande sebelum dilaksanakan. Namun rakyat Perancis telah mulai sadar, para pemimpin telah mengkhianati mereka.



REF:
"French protest against gay marriage turns violent"; Lori Hinnant & Sylvie Corbet, Associated Press; 23 April 2013

"Police clash with protesters demonstrating against a bill that legalizes same-sex marriages, Paris, France, March 24, 2013"; Press TV; 24 April 2013

No comments: