Di luar Cina, Iran adalah satu-satunya negara yang berhasil mengembangkan rudal ballistik (rudal yang ditembakkan ke angkasa dan jatuh ke sasaran dengan kekuatan gravitasi) anti-kapal. Bahkan negara-negara maju seperti Amerika dan Rusia pun belum mengembangkan senjata jenis ini.
Rudal jenis ini yang dikembangkan Iran adalah Khalij Fars (Teluk Parsi) yang memiliki daya jangkau hingga sejauh 300 km dan bergerak dengan kecepatan supersonik. Dengan dilengkapi oleh 650 kg hululedak ditambah kekuatan kecepatan yang tinggi, rudal ini mampu menenggelamkan kapal-kapal ukuran besar. Dilengkapi dengan kombinasi beberapa sistem pengendali (laser dan TV program) rudal ini mampu melakukan manuver-manuver canggih untuk mengelakkan sergapan lawan.
Komandan Divisi Ruangangkasa Tentara Pengawal Republik Iran (IRGC) Brigjen Amir-Ali Hajizadeh baru-baru ini mengatakan bahwa para ahli Iran telah berhasil meningkatkan tingkat keakurasian rudal Khalij Fars dari dari sebelumnya 30 meter (penyimpangan maksimal dari titik sasaran sebenarnya) menjadi hanya 8,5 meter. Tingkat akurasi 30 meter tercatat dalam ujicoba yang dilakukan bulan Juli tahun lalu.
Hajizadeh membanggakan keberadaan rudal-rudal ini di jajaran IRGC telah membuat musuh-musuh Iran mempertimbangkan ulang rencana serangan militer terhadap Iran.
Sementara kebanyakan rudal anti-kapal adalah rudal jelajah dengan kecepatan subsonik (di bawah kecepatan suara) yang relatif mudah dideteksi dan dihentikan oleh sistem pertahanan udara musuh, rudal ballistik yang terbang tinggi dan jatuh nyaris vertikal dengan kecepatan tinggi, membuatnya sulit untuk diantisipasi.
SWASEMBADA SENJATA-SENJATA CANGGIH
Dalam beberapa tahun terakhir Iran telah berhasil mencapai kemajuan luar biasa di bidang persenjataan. Terima kasih pada sanksi yang diterapkan Amerika dan negara-negara barat pada Iran yang membuat Iran terpacu untuk mengembangkan sistem persenjataannya secara swasembada dengan mengandalkan sumberdaya lokal.
Keberhasilan tersebut tergambar jelas dalam latihan militer bersandi "the Great Prophet 7" yang digelar di Provinsi Semnan, Iran Tengah, bulan Juli 2012 lalu. Dalam latihan tersebut berbagai senjata canggih terbaru Iran berhasil menunjukkan kemampuannya seperti rudal-rudal Shahab (Meteor) 1, 2, 3, Tondar (Lightning), Fateh (Victor), Zelzal (Quake) dan Qiam (Uprising). Namun keberhasilan rudal Khalij Fars (Persian Gulf) menenggelamkan sasaran (kapal tua yang sudah tidak dioperasikan) menjadi bagian paling mengesankan dalam latihan tersebut.
Latihan tersebut juga memperlihatkan kecanggihan pesawat-pesawat pembom tanpa awak Iran menghancurkan sasaran-sasarannya.
Wartawan senior dan kolumnis terkenal Iran, Nader Mokhtari, dalam wawancaranya dengan Press TV usai penyelenggaraan latihan "The Great Prophet 7" mengatakan:
"Tahap-tahap akhir latihan tersebut memperlihatkan kemampuan senjata-senjata tercanggih Iran. Kami memiliki rudal-rudal anti-kapal yang diluncurkan dari darat, Khalij Fars, dikendalikan oleh laser dan TV, sangat akurat dan didisain khusus untuk lingkungan Teluk Parsi. Tidak ada senjata seperti ini di negara-negara lain.
Kita mungkin juga akan menyaksikan peluncuran rudal-rudal yang lebih besar baik berbahan bakar cair maupun padat seperti Qiam, Sajil dan rudal-rudal Shahab. Hal signifikan dari latihan ini adalah latihan penembakan sesungguhnya.
Iran tidak tergantung pada siapapun untuk mengembangkan peralatan pertahanannya, khususnya di bidang rudal dan ruangangkasa karena Iran berhasil mengembangkan sendiri perangkat kerasnya dan hal inilah yang membuat Iran berbeda dengan negara lain di kawasan.
Iran berupaya memastikan segala persenjataan yang dimilikinya bisa bekerja dengan baik dan telah mengujicoba beberapa senjata rancangan sendiri serperti Karrar, pesawat tempur tanpa awak yang dilengkapi dengan program komputer canggih yang memungkinkannya beroperasi secara independen, menembak sasaran sendiri dan tanpa pengendali jarak jauh."
REF:
"Iran increases precision of indigenous missile"; Press TV; 18 Juni 2013
"Iran not dependant on foreign powers in missile technology: Analyst"; Press TV; 4 Juli 2012
No comments:
Post a Comment