Seluruh rakyat dan penguasa Saudi Arabia patut merasa malu pada kasus ini. Seorang ulama wahabi yang terkenal di negeri ini terbukti melakukan aksi biadab menyiksa hingga tewas serta membunuh putrinya sendiri yang masih berumur 5 tahun. Bertambah memalukan lalu karena sistem hukum di negeri ini memungkinkan manusia biadab ini bebas dari hukuman dengan hanya membayarkan "ganti rugi" kepada ibu kandung korban yang tak lain adalah istrinya sendiri.
Ulama selebriti bernama Fayhan Ghamdi yang sering muncul di layar TV Saudi, mengaku menggunakan kabel dan tongkat untuk menyiksa putrinya yang masih berumur 5 tahun. Tidak hanya itu, ia juga mengaku telah memperkosa putrinya hanya untuk membuktikan apakah ia masih perawan atau tidak. Akibat siksaan-siksaan tersebut pada akhir tahun 2012 lalu sang putri yang bernama Lama itu harus menjalani perawatan medis di rumah sakit dengan beberapa luka-luka di tubuhnya, termasuk tengkorak kepala yang retak, tulang rusuk dan lengan kiri yang patah, serta luka memar dan luka bakar yang meluas. Petugas Rumah Sakit Randa Kaleeb yang merawat gadis kecil tersebut bahkan menyebutkan bahwa tulang belakang gadis kecil itu telah patah, dan dia telah "diperkosa di mana-mana."
Pihak rumah sakit mengatakan kepada ibu korban bahwa rektum (anus) putrinya telah robek terbuka dan pelaku telah berusaha untuk menutupnya dengan cara membakarnya. Akibat luka-luka tersebut akhirnya sang gadis malang meninggal dunia tidak lama setelah dirawat pada bulan Desember 2012.
Sang ulama wahabi itupun harus menjalani persidangan setelah sempat ditahan selama 5 bulan. Namun alih-alih mendapatkan hukuman mati sebagaimana tuntutan publik, hakim yang memimpin sidang justru membebaskan pelaku setelah pelaku menyatakan sanggup membayar "uang darah" kepada istrinya sendiri.
Kontan hal itu memicu kemarahan publik di Arab Saudi, mendorong kampanye besar-besaran di Twitter yang menyerukan hukuman yang lebih berat bagi pelaku kekerasan. Dan aksi ini membuahkan hasil setelah pengusa Saudi yang tercoreng citranya oleh kasus ini akhirnya bertindak dengan memerintahkan perpanjangan penahanan sang ulama wahabi hingga waktu yang tidak ditentukan sampai keputusan pengadilan baru ditetapkan. Pemerintah juga membentuk saluran hotline 24 jam untuk menerima pengaduan masyarakat tentang penyiksaan anak.
REF:
"Saudi royal family intervenes over preacher released despite raping and killing daughter"; John Hall, the Independent; 12 Februari 2013
"Ulama Agama Wahabi Halalkan Perkosaan Meskipun Kepada Putrinya Sendiri"; deleteisrael.pun.bz; 6 Februari 2013
No comments:
Post a Comment