Rusia akan mempersenjatai Syria dengan senjata-senjata yang tidak pernah ada di Timur Tengah sebagai respons atas keputusan negara-negara barat mempersenjatai pemberontak. Konflik Syria terancam semakin membesar.
Minggu lalu Presiden Amerika Barack Obama memutuskan untuk mempersenjatai para pemberontak Syria. Dengan berbagai retorika tentang penerapan "zona larangan terbang" di Syria serta keberadaan pasukannya di perbatasan Yordania, Amerika tampak serius untuk melibatkan diri secara langsung dalam konflik di Syria. Namun di sisi lain Rusia di bawah kepemimpinan PM Vladimir Putin tetap berkukuh untuk membela sekutunya, Syria, bahkan jika hal itu bakal mengantarkan kepada kondisi terburuk: bertikai langsung melawan Amerika dan sekutu-sekutunya. Rusia dikabarkan siap mempersenjatai Syria dengan senjata-senjata paling canggih di dunia yang tidak pernah terlihat di seluruh kawasan Timur Tengah.
Menurut sumber-sumber inteligen Inggris, Vladimir Putin baru-baru ini telah mengirim pesan kepada Barack Obama dan Presiden Perancis Hollande melalui PM Inggris David Cameron. Pesan itu adalah bahwa Rusia akan mempersenjatai Syria dengan senjata-senjata tercanggih di dunia. Demikian informasi yang dilaporkan media Syria Dam Press dan Dyar Newspaper baru-baru ini.
Dengan senjata-senjata itu, operasi militer Amerika dan sekutu-sekutunya akan berbeda jauh dengan apa yang mereka alami di Irak atau Libya dimana angkatan udara Amerika dan NATO tidak mengalami hambatan berarti untuk menghancurkan kekuatan musuh. Di Syria, kodisinya jauh lebih serius.
Presiden Syaia Bashar al Assad beberapa waktu lalu membuat pengkuan publik bahwa Syria telah memiliki rudal-rudal S-300. Meski tidak menyebutkan apakah rudal tersebut merupakan kiriman dari Rusia sebagaimana kontrak yang telah disetujui kedua negara, atau didapatkan dari pasar gelap, serta tidak ada keterangan berapa jumlah S-300 yang telah dimiliki Syria, kehadiran senjata tersebut bisa menjadi penangkal ampuh terhadap serangan udara Amerika. Rudal ini memiliki kemampuan mendeteksi lebih dari 100 sasaran sekaligus dan menembak 12 sasaran seketika dari jarak hingga 200 km. Dengan kecepatan hipersonik dan dikendalikan oleh satelit atau program komputer, senjata ini tahan terhadap setiap upaya perang elektronik dan memiliki tingkat akurasi hampir 100%.
Rusia sendiri menyatakan pengiriman senjata sejenis baru akan dimulai beberapa waktu mendatang. Namun perkembangan yang dinamis dapat mempercepat pengiriman tersebut.
Menurut "Global Research Institute", selain S-300, Rusia juga akan mengirimkan versi lebih modern dari S-300, yaitu S-400, serta senjata peluncur roket 24-Barrel yang dianggap sebagai senjata artileri terbaik di dunia. Dengan daya jangkau 60 km senjata ini bisa menghancurkan semua sasaran di sepanjang perbatasan Syria. Rusia dikabarkan siap mengirimkan 400 set peluncur rudal ini.
Lembaga kajian inteligen berbasis di Inggris itu menyatakan bahwa Rusia juga akan mengirimi Syria dengan rudal anti-kapal "Skean 5", versi yang lebih mutakhir dari "Yakhount", yang mampu menghancurkan kapal perang musuh dari jarak 250 km dari pantai Syria. Putin telah menjamin tidak akan menggunakan senjata-senjata tersebut untuk melawan Israel sepanjang Israel tidak melibatkan diri dalam konflik di Syria dan negara-negara tetangga lain seperti Lebanon dan Jordania.
Dalam film dokumenter Strategic Relocation Joel Skousen menyebutkan bahwa ancaman terbesar dunia saat ini adalah "perang nuklir" antara Amerika melawan Rusia. Dengan senjata-senjata canggih yang mengalir ke Syria, baik dari Rusia maupun Amerika, peluang kedua negara untuk terlibat dalam konfrontari langsung semakin besar saja.
Perlu diketahui bahwa sebagian senjata-senjata canggih buatan Rusia yang terpasang di Syria selama ini masih dioperasikan oleh personil-personil militer Rusia. Serangan Amerika yang mengakibatkan tewasnya personil Rusia kemungkinan akan memaksa Rusia melakukan tindakan balasan dengan kekuatan penuh, termasuk melalui beberapa pangkalan dan fasilitas militer yang ada di Syria dan di kawasan. Sebagai peringatan seriusnya Rusia membela Syria, Rusia telah mengaktifkan kembali satuan Armada AL Laut Tengah yang dilengkapi kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir. Pesawat-pesawat pembom strategis Rusia juga bisa menjangkau seluruh kawasan Timur Tengah.
Namun tidak hanya Putin yang serius membela kepentingan strategis Rusia di kawasan, Barack Obama juga memiliki motif untuk melibatkan Amerika secara langsung dalam konflik di Syria. Perang bisa mengalihkan perhatian publik pada kredibilitasnya yang semakin merosot terutama karena masalah sosial-ekonomi.
Sumber:
http://www.secretsofthefed.com/russiasyria-will-be-armed-with-weapons-that-have-never-been-seen-before-in-the-middle-east/#hVYyda2xaXTCXbq4.99
No comments:
Post a Comment