Thursday 20 June 2013

DEMOKRASI IRAN YANG TERBAIK

(ROUHANI, FIGUR IDEAL UNTUK IRAN)


Pada saat yang nyaris bersamaan 3 negara yang bertentangan secara politik di kawasan Timur Tengah menunjukkan wajahnya yang bertolak belakang dalam perspektif demokrasi. Yang pertama, Qatar, kepala negara dan perdana menterinya bakal mundur dari jabatannya karena "perintah" Amerika. Yang kedua Saudi, rajanya yang tengah "sekarat" memerintahkan penangkapan kerabatnya sendiri yang juga mantan menteri pertahanan karena merencanakaan kudeta. Dan yang ketiga adalah Iran, 73% rakyatnya berpartisipasi dalam proses pemilu yang demokratis (termasuk angka partisipasi tertinggi dalam proses pemilu di seluruh dunia) dan damai dan menghasilkan pemimpin baru yang paling ideal: Dr. Sheikh Hassan Rouhani yang merupakan perpaduan antara ulama, ilmuwan dan diplomat-politisi (ketua tim negosiasi Iran dalam masalah nuklir).

"Demokrasi disini jauh lebih baik daripada Amerika dan kami sangat yakin dengan hal ini. Tanyakan sendiri pada rakyat Iran di jalanan. Mereka akan mengatakan hal yang sama," kata Foad Izadi, seorang profesor di Universitas Teheran dalam wawancaranya dengan kantor berita Iran Press TV baru-baru ini tentang pemilu di Iran.

Beberapa waktu sebelum pemilu, rakyat Iran mendengar berbagai seruan boikot pemilu yang disuarakan oleh media-media barat. Dengan tingkat partisipasi pemilu yang rendah, barat berhadap bisa menjadikannya sebagai "senjata" untuk menekan Iran dengan dalih pemerintahan Iran tidak didukung rakyat. Namun rakyat Iran menjawab seruan itu dengan berdondong-bondong ke tempat pemungutan suara.

"Menurut saya, hal yang perlu diingat dari pemilu kali ini adalah bahwa rakyat Iran menerima sistem pemerintahan negeri ini. Selama berminggu-minggu semua media massa yang terkait dengan pemerintahan Amerika dan Inggris menyerukan rakyat Iran untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu. Namun apa yang kita lihat adalah rakyat mengatakan "tidak" pada mereka," tambah Izadi.

Izadi juga membantah rumor yang disebarkan media massa tentang kecurangan selama pemilu. Menurutnya, jika pemerintah mau, bisa saja hasil penghitungan suara untuk Rouhani bisa saja diturunkan menjadi 35% sesuai hasil jajak-jajak pendapat sebelum pemilu, dan tidak akan ada yang protes. Dengan perolehan itu setidaknya pemilu harus diperpanjang sekaligus menghambat kemenangan Rouhani.

"Jadi, menurut saya inilah saatnya para "ahli" dari barat untuk mengakui bahwa demokrasi di Iran demokrasi yang asli. Dan selanjutnya mereka bisa berbicara kepada pemimpin mereka untuk menghentikan sanksi-sanksi ilegal yang diterapkan atas rakyat Iran," tambahnya.

Selanjutnya Izadi dengan tegas menyebutkan bahwa demokrasi di Iran jauh lebih baik daripada Amerika dengan beberapa indikator.

"Tidak hanya ada 2 kandidat sebagaimana di Amerika, kami memiliki 8 kandidat," kata Izadi.

Selanjutnya Izadi menyebutkan bahwa seluruh kandidat tidak perlu mengharapkan bantuan dari para elit kaya untuk membiayai kampanye sebagaimana di Amerika karena media massa Iran memberikan akses bebas bagi seluruh kandidat untuk berkampanye tanpa bayaran.


ROUHANI FIGUR MODERAT?

Selama ini media menggambarkan presiden Iran terpilih Hassan Rouhani sebagai figur "moderat" sebagai antitesa bagi figur-figur konservatif para "mullah" atau ulama yang memegang kendali tertinggi negara Iran. Sebagai figur "moderat" Rouhani "diharapkan" akan membawa kebijakan politik Iran ke arah rekonsiliasi dengan Amerika dan "masyarakat internasional" dan menghentikan kebijakan-kebijakan yang selama ini dianggap bertentangan dengan aspirasi "masyarakat internasional" seperti menghentikan program nuklir dan menghentikan bantuan bagi kelompok-kelompok anti-Israel. Selain itu Rouhani diharapkan akan menghentikan dukungannya terhadap regim Bashar al Assad.

Namun belum apa-apa ternyata Rouhani telah menunjukkan sikap yang berbeda dengan harapan tersebut. Tentang program nuklir Iran, Rouhani dengan tegas menyatakan bahwa Iran akan tetap melanjutkannya. Selain itu Rouhani juga menegaskan dukungan Iran terhadap Bashar al Assad hingga pemilu mendatang yang akan diselenggarakan Syria tahun 2014.

"Krisis Syria harus diselesaikan oleh rakyat Syria sendiri. Kami menentang terorisme, perang saudara dan intervensi asing. Semoga saja dengan bantuan semua negara di kawasan dan dunia, perdamaian dan ketenangan akan kembali ke Syria. Pemerintah Syria (Bashar al Assad) harus dihormati oleh negara lain hingga pemilihan presiden mendatang, selanjutnya terserah rakyat Syria yang menentukan," kata Rouhani pada kesempatan pertama konperensi pers yang diselenggarakannya usai pemilu, Senin (17/6).

Mengenai sanksi ekonomi yang dikenakan terhadap Iran oleh negara-negara barat terkait program nuklir Iran, Rouhani menegaskan bahwa hal itu tidak tepat dan hanya menguntungkan zionis Israel selain merugikan negara-negara barat sendiri. Rouhani menjanjikan transparansi yang lebih besar atas program nuklir Iran, namun bertekad tidak akan menghentikannya.



REF:
"Iran democracy much better than that of US: Foad Izadi"; Press TV; 16 Juni 2013
"Who is Iran’s new president?"; Daniel Arkin; NBC; 17 Juni 2013
"Rouhani: Nuclear Program Will Keep on, Syria Gov’t Will Stay till 2014"; almanar.com.lb; 17 Juni 2013

No comments: