Tuesday, 25 June 2013

GAYA HIDUP BOROS PARLEMEN INGGRIS MENUAI KECAMAN

(TAK SEBERAPA DIBANDING INDONESIA)


Baru-baru ini publik Inggris dibuat marah oleh beredarnya berita tentang gaya hidup mewah para anggota parlemen Inggris. Namun jika dibandingkan, hal itu belum seberapa dibandingkan gaya hidup mewah para pejabat tinggi di Indonesia.

Sebagaimana diberitakan surat kabar Inggris Daily Telegraph baru-baru ini para anggota parlemen Inggris telah menghabiskan dana publik hampir senilai £500,000 (atau setara sekitar Rp 7,5 miliar) untuk membeli tiket pesawat kelas bisnis sejak tahun 2010 hingga saat ini, atau sekitar Rp 2,5 miliar per-tahun.

"Besar"-nya dana publik yang dihabiskan itu telah membuat publik Inggris marah, terutama dengan adanya rencana penghematan anggaran negara tahun ini hingga senilai £11,5 miliar akibat krisis ekonomi global. Para aktifis menyebut hal itu sebagai hal yang "kotor" dan "tidak patut".

“Adalah tidak patut bahwa sejumlah anggota parlemen menikmati gaya hidup mewah dari pajak yang kita bayarkan," kata Matthew Sinclair, ketua dari asosiasi para pembayar pajak (Taxpayers’ Alliance).

Sebanyak 50 orang anggota parlemen Inggris diketahui sering bepergian dengan menggunakan tiket pesawat kelas bisnis yang harganya 2 kali harga tiket kelas standar, demikian laporan Daily Telegraph. Biaya yang dikeluarkan untuk membiayai ongkos penerbangan itu diketahui telah melonjak 2 x lipat dalam satu tahun, dan sekitar 10 anggota parlemen telah menggunakan fasilitas penerbangan lebih dari 100 kali.

Namun jika dibandingkan dengan Indonesia, gaya hidup boros para pejabat Inggris itu pasti masih kalah jauh. Presiden Indonesia SBY baru saja membeli pesawat kepresidenan mewah, yang ongkos pembelian dan disain interiornya hampir mencapai Rp 1 triliun. PM David Cameron tidak memiliki pesawat dinas seperti itu. Pemerintah kita juga mengalokasikan dana yang luar biasa besar, mencapai Rp 20 triliun lebih (setara $2 miliar), hanya untuk membiayai perjalanan dinas para pejabat Indonesia.

Pembocoran anggaran juga dilakukan pemerintahan SBY (dan pemerintahan sebelumnya paska reformasi), dengan memberi subsidi bagi para pengemplang BLBI yang nilainya luar biasa besar, mencapai Rp 60 triliun per-tahun hingga tahun 2035. Padahal pemerintah terus-menerus berteriak-teriak tentang beban subsidi BBM dan memaksa harga BBM terus-menerus naik.



REF:
"British MPs spend 500,000 on first class flights"; thetrutseeker.co.uk; 23 Juni 2013

1 comment:

adjeiz said...

Kalo kata peribahasa orang Sunda
"agul ku payung butut"